Pada tanggal 30 September 2022 kemarin, Iran secara resmi memblokir game Dota 2. Larangan bermain game tersebut masih berkaitan dengan protes karena perbedaan pendapat antara penduduk dengan pemerintah negara tersebut.
Dota 2 bukanlah satu-satunya game yang terdampak. Setelah dilanda protes hingga kerusuhan, beberapa judul game lainnya juga tak bisa diakses lagi.
Kamyab Tizrø yang merupakan seorang filmmaker, fotografer, dan pemain Dota 2, adalah salah satu orang pertama yang mengabarkan berita ini lewat Twitter pribadi miliknya.
Sebelumnya, negara Iran tengah dilanda lautan protes dari penduduknya selama kurang lebih dua minggu. Protes ini dipicu oleh dugaan pembunuhan wanita berusia 22 tahun bernama Mahsa Amini, yang dianggap melanggar aturan hijab dan aturan berpakaian ketat di sana. Kasus ini langsung memicu protes dan kerusuhan yang melanda seluruh Iran.
Sebagai langkah preventif, pemerintahan Iran langsung menindak pertemuan publik dan menutup fitur obrolan yang ada di layanan pesan dan media sosial. Tujuannya agar menahan berita tentang masalah negara agar tak makin tersebar, serta memutus komunikasi dengan dunia luar. Sialnya, game Dota 2 yang memiliki fungsi obrolan tersebut, juga ikut terkena banned.
Kamyab Tizrø Sampaikan Pesan Pemain Dota di Iran
Kamyab Tizrø pun tetap melaporkan kondisi negaranya lewat subreddit Dota 2 yang berjudul “my death letter (probably)“, meski ia sadar bahwa tindakan ini mungkin dapat membahayakan nyawanya.
Dalam postingan tersebut, Kamyab Tizrø mengatakan bakal memainkan satu game Dota 2 lagi, sebelum pergi untuk berpartisipasi dalam protes yang sedang berlangsung.
Mari kita doakan agar masalah yang sedang berlangsung di sana bisa segera mendapatkan solusi, dan kondisi negara tersebut bisa segera kondusif, agar penduduknya bisa kembali melakukan aktivitas normal termasuk bermain game Dota 2.