Riot akhirnya bersuara di tengah aksi mogok massal (walkout) LCS, menunda Summer Split 2023 selama dua minggu sekaligus mengancam pembatalan satu musim penuh jika kedua pihak tidak menemukan titik temu permasalahan mereka.
Setelah beberapa minggu mengancam, LCS Player Association menepati janjinya dan melakukan mogok massal (walkout) dari LCS Summer Split 2023 mendatang. Aksi walkout ini dilakukan sebagai protes atas perubahan yang dilakukan pada NACL, membuat masa depan para pemain menjadi tidak pasti.
Selama ini Riot tetap bungkam, sampai akhirnya aksi walkout tersebut mengancam untuk membatalkan Summer Split tersebut secara keseluruhan. Riot pun akhirnya menanggapi persoalan ini secara resmi. Mereka mengumumkan bagaimana mereka akan menunda LCS Summer Split 2023, yang harusnya dimulai akhir pekan ini, selama dua minggu.
"...tidak ada hal lain yang dapat diterima selain menampilkan pemain-pemain terbaik Amerika Utara di panggung Riot Games Arena. Jadi kami menginformasikan kepada pimpinan LCSPA hari ini bahwa kami akan menunda musim LCS selama dua minggu ke depan," ungkap Riot sebagai respons.
Lebih lanjut mereka menyatakan bahwa penundaan selama dua minggu ini akan memberikan mereka waktu untuk melakukan "komunikasi yang produktif" dengan LCSPA. Riot juga memastikan bahwa tidak ada tim yang akan ‘dihukum’ karena tidak menurunkan daftar roster-nya selama periode tersebut demi kelancaran negosiasi.
Namun, terlepas dari penawarannya, mereka juga menekankan bahwa bila sebuah kesepakatan tidak tercapai dalam jangka waktu dua minggu tersebut, mereka siap untuk membatalkan Summer Split.
Riot menambahkan bahwa jika LCS Summer Split dibatalkan, hal ini juga akan membuat semua tim di LCS tidak bisa lolos ke Worlds tahun 2023. Mereka juga menyatakan, kalau itu bukanlah hasil yang diinginkan. Sayangnya ini adalah kenyataan, agar mereka bisa menjalankan sistem global yang adil dan kompetitif.